Tanggal 26 Agustus 2020 aku berangkat ke jakarta menaiki kereta. Karena aku pergi saat pandemi corona jadinya harus rapid test sebelum berpergian jarak jauh. Mas Allan mengantar aku dan mama ke stasiun, tapi mas Allan tidak ikut ke Jakarta bersama aku dan mama.
Kami kira rapid test nya cepat jadi aku, mama, dan mas Allan datang sekitar 3 jam sebelum kereta berangkat, saat menunggu giliran rapid test kami takut ketinggalan kereta karena menunggu giliran rapid test terlalu lama. Kami keluar dari stasiun untuk mencari klinik, tadinya kami jalan tapi karena klinik terdekat tutup, kebetulan ada becak lewat dan kami mencari klinik yang buka dengan menaiki becak.
Banyak klinik yang buka, tetapi tidak ada layanan rapid test. Sebenarnya dengan surat keterangan sehat juga bisa, tetapi dokter yang bertugas sedang tidak di klinik semua, huh! Kami langsung ke stasiun, dan di staisun mama mengeluarkan jurus emak-emaknya, mama bilang ke petugas biar bisa di dahuluin dan karena mama yang minta di bolehin lah sama petugasnya. Mama aku keren kan! Walau udah di cepetin, kami terlambat banget. Aku melihat keretanya berangkat dari kejauhan. Saat itu aku deg-degan karena sangat menegangkan.
Aku, mama, dan mas Allan menuju ke customer service untuk menanyakan tentang pengembalian uang, tapi termyata tidak bisa. Kami memesan tiket lagi di stasiun Lempuyangan, stasiun tadi adalah Stasiun Yogyakarta. Semua berjalan lancar saat aku dan mama di tempat duduk, hingga saat perhentian berikutnya banyak orang yang masuk ke kereta dan membuat kami berhimpit-himpit. Padahal seperti itu dilarang saat pandemi seperti ini. Walau sudah rapid test tetap saja aku merasa cemas, tapi untungnya aku masih sehat hingga sekarang. Aku tidurnya tidak nyaman, sampai-sampai aku tidur di pundak penumpang sebelah.
Itulah perjalanan yang menyenangkan tapi mengesalkan yang pernah aku lalui. Paling tidak buat pengalaman. Aku ke Jakarta karena nenek dari mama meninggal, dan baru bisa kesana saat ini.